Jumat, 19 Oktober 2012

FAKTOR RISIKO ASUPAN FE, INHIBITOR KALSIUM DAN JARAK KELAHIRAN TERHADAP KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA IBU HAMIL DI KLINIK NURANI GODEAN


Alhamdulilah puji syukur hamba panjatkan kepada MU ya Rabb. Aku mencoba mengajukan abstrak ini pada WIDYAKARYA NASIONAL PANGAN DAN GIZI. Alhamdulilah lolos untuk presentasi Poster pada WNPG X bidang Gizi dan Kesehatan pada tanggal 19-21 November 2012 di Auditorium LIPI Jakarta. Semoga situasi dan kondisi nya mendukung untuk saya berangkat dan mengikuti kegiatan ini. Semoga Allah selalu meridhoi langkah saya dalam berkarya. Bismillah, Anak Bawang bermimpi mengapai puncak Monas. Man Jadda wajada :)


FAKTOR RISIKO ASUPAN FE, INHIBITOR KALSIUM DAN JARAK KELAHIRAN TERHADAP KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA IBU HAMIL DI KLINIK NURANI GODEAN
Sandy Ardiansyah1, Tri Siswati2, Elza Ismail3, Nur Dwi Handayani4
1.     Mahasiswa D-IV Gizi Poltekkes Kemenkes Malang (Alumni D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta), (sandy_ahligizi@ymail.com, 081367766648)
2.     Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (tiur_gizi_yogya@yahoo.com, 081227614547)
3.     Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
4.     Ahli Gizi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta



Latar Belakang : Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan tertinggi jumlah penderita osteoporosis ke-3 yakni 23,5%. Osteoporosis bisa terjadi ketika seorang perempuan sedang hamil atau menyusui. Wanita yang sedang hamil harus mempunyai asupan Fe, kalsium yang lebih bagi perkembangan janin. Salah satu faktor yang menghalangi (inhibitor) penyerapan kalsium adalah adanya zat organik yang dapat bersenyawa dengan kalsium membentuk garam yang tidak larut, antara lain konsumsi asam oksalat, natrium dan serat. Jarak kelahiran yang pendek juga dapat mempengaruhi risiko osteoporosis, kerena ibu belum mempunyai waktu yang cukup untuk mengembalikan kesehatan setelah persalinan sebelumnya.
Tujuan : Mengetahui faktor risiko asupan Fe, inhibitor kalsium dan jarak kelahiran terhadap kejadian osteoporosis pada ibu hamil
Metode : Penelitian observasional dengan rancangan case-control. Penelitian dilakukan di Klinik Nurani Godean tahun 2011. Sebanyak 90 ibu hamil terdiri dari 30 osteoporosis dan 60 non osteoporosis diteliti sebagai sampel. Data yang diteliti meliputi asupan Fe, inhibitor kalsium, jarak kelahiran, dan kepadatan tulang. Data asupan zat gizi dikumpulkan dengan metode FFQ Semikuantitatif dan di analisis dengan nutrisurvey dan CD Menu. Sedangkan kepadatan tulang diukur dengan Quantitative Ultrasound Bone Densitometry. Analisis statistik yang digunakan untuk mencari faktor risiko atau Odds ratio dari masing-masing variabel.
Hasil : Sebagian besar ibu hamil osteoporosis terjadi pada trimester ke III (60%), mempunyai asupan Fe berisiko (93,3%), asupan asam oksalat berisiko  (53,3%), asupan natrium yang berisko (56,7%), asupan serat berisiko (56,7%) dan jarak kelahiran berisiko (3,3%). Sedangkan, sebagian besar ibu hamil non osteoporosis terjadi pada trimester II (35%) dan III (33,3%), mempunyai asupan Fe berisiko (91,7%), asupan asam oksalat berisiko (30%), asupan natrium berisiko (45%), asupan serat berisiko (48,3%) dan jarak kelahiran berisiko (1,7%).
Kesimpulan :
Hasil penelitian ini adalah Ibu hamil dengan asupan Fe yang kurang mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 1,27 kali dibandingkan asupan Fe yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan asam oksalat yang lebih mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 2,66 kali dibandingkan asupan asam oksalat  yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan natrium yang lebih mempunyai risiko  untuk menderita osteoporosis sebesar 1,59 kali dibandingkan asupan natrium yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan serat yang lebih mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 1,39 kali dibandingkan asupan serat yang cukup ; Ibu hamil dengan jarak kelahiran yang dekat mempunyai risiko  untuk menderita osteoporosis sebesar 2,03 kali dibandingkan jarak kelahiran yang cukup.

Saran
Banyak faktor yang berhubungan dengan faktor risiko kejadian osteoporosis pada ibu hamil. Faktor tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain, sehingga saran yang dapat peneliti berikan adalah :
1.     Meningkatkan asupan Fe dari yang berasal dari makanan disamping ada penambahan suplemen.
2.     Agar tidak terjadi interaksi penghambat pada inhibitor kalsium (asam oksalat, natrium dan serat) maka disarankan untuk mengimbangi dengan konsumsi sumber pangan yang beraneka ragam.
3.     Memperhatikan pengaturan waktu jarak kelahiran anak untuk mempersiapkan kesehatan ibu dalam hal mengembalikan asupan kalsium dan Fe setelah proses persalianan.

Kata Kunci : Asupan Fe, Inhibitor Kalsium, Jarak Kelahiran, dan Osteoporosis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut